Cerita Palsu dan Para Tukang Dongeng Musuh Ulama Salaf


Dongeng adalah penampakan di negri antah berantah, yang dimasuki berbagai imajinasi liar dan buas. Dongeng dibuat untuk menggambarkan sesuatu yang diharapkan oleh pembuat dongeng atau penutur cerita, baik tujuan baik maupun tidak baik. Dongeng ini biasanya lebih banyak memuat cerita yang direkayasa dan diimajinasikan sedemikian rupa sehingga mudah untuk ditangkap obyek yang akan dituju. Dongeng ini juga banyak di media sosial, yang didukung oleh fasilitas salin tempel (copy paste), dan lebih banyak menarik pembaca daripada cerita nyata. Dongeng ini banyak dikemas dalam berbagai aspek seperti motivasi, agama, renungan, hiburan dan lainyya. Bagimana Islam menyikapi dongeng yang seperti itu?

Di dalam tradisi ulama salaf, cerita yang mereka sampaikan biasanya berbentuk riwayat, dengan tokoh, waktu, peran, setting lokasi dan lainnya yang nyata dan tidak difabrikasi. Mereka membuat cerita berdasarkan pengalaman sendiri, orang lain dan juga dari sumber tertulis yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya. Misalnya dalam kajian tasawuf, ada seorang janda yang tidak berbicara kecuali dengan ayat al-Qur'an, ada orang yang pura-pura tidak mendengar kentut dari seseorang yang sangat malu apabila diketahui oleh orang lain sehingga digelari al-'Ashamm (si tuli), hilang ide dan gagasan ketika merasa lebih besar dari ulama lain sebagaimana Ibn Malik dan al-Suyuthi ketika mengarang kitab seribu bait lebih (alfiyyah) dan lainnya.

Cerita tersebut bukanlah cerita imajinatif, fiktif, apalagi dibumbui gambaran emosional. Jika tidak, maka cerita seperti itu adalah cerita yang dibuat-buat oleh tukang dongeng, yang sangat dimusuhi ulama salaf. Mereka dianggap sebagai tukang dongeng, yang bercerita tanpa jelas asal-usulnya dan terkadang untuk menarik perhatian orang lain, baik berupa jabatan, uang, hiburan dan lainnya.

Beberapa waktu lalu ada seorang ustadz yang dianggap membuat dan menyebar dongeng untuk meraih sedekah sebanyak-banyaknya, yang diduga untuk tujuan investasi atas nama agama. Ada juga ustadz yang membuat dongeng komunis untuk agen kapitalisme agama. Juga ada yang menbuat dongeng menakutkan sesuai selera pemesan yang sudah ditangkap dengan modus bisnis agama. Bahkan yang paling dimusuhi Allah dan Rasulullah SAW adalah pembuat dongeng menakutkan, untuk meneror kesehatan, kehidupan, makanan, situasi darurat dan lainnya, yang menyebabkan orang lain menjadi tambah beban dan pikiran.

Comments