Beberapa waktu lalu, banyak ustadz yang mengaku paling sunnah dan yang lainnya bid'ah. Mereka mengaku sebagai wakil Rasulullah SAW di Indonesia, tetapi tidak punya bukti dan dokumen atas legalitas perwakilan tersebut. Menjamurnya ustadz sunnah dikarenakan yang sunnah adalah yang paling benar, yang paling benar adalah yang paling laris, yang paling laris adalah yang paling dapat banyak uang.
(Baca: Ustadz Sunnah yang Tidak Mengikuti Sunnah)
Oleh karena itu, ustadz sunnah adalah ustadz yang paling bid'ah sebenarnya. Apa saja bid'ah yang mereka bawa? Berikut penjelasannya:
- Dakwah memakai media sosial dan web yang merupakan buatan orang non-Muslim. Hal ini tidak sesuai ajaran Rasulullah SAW.
- Sebutan ustadz sunnah tidak pernah dipakai oleh ulama salaf. Apalagi mengaku mengikuti sunnah tapi tidak berbicara bahasa Arab dan memiliki kekayaan setara dengan Rasulullah SAW.
- Merasa paling benar dalam dakwahnya. Padahal ulama salaf tidak pernah merasa paling benar, dan jika memang benar, maka kebenaran itu adalah milik Allah Ta'ala.
- Tidak jelas dari mana mereka belajar ilmu agama, dari kitab dan ulama mana. Adanya diorbitkan oleh media, terkenal dan banyak dapat sumbangan.
- Tidak mau dialog terbuka. Isinya hanya berani menuduh tanpa bukti, dan tidak berani diajak baca kitab kuning. Jika merasa terdesak, maka akan beraksi sebagai korban diskriminasi, padahal sebelumnya banyak fitnah sana sini.
(Baca: Mengobral Hadis di Dunia Maya)
Itulah bid'ahnya ustadz sunnah yang tidak pernah belajar sunnah dari ulama salaf. Ilmunya saja diragukan, bagaimana dengan akhlak dan perilakunya?
Comments
Post a Comment