Dalam hadis, mayit atau orang yang meninggal diibaratkan sebagai orang yang akan tenggelam, yang butuh pertolongan dari orang yang hidup. Pertolongan tersebut bisa berupa amal kebaikan atau doa kepada mayit. Dalam tradisi Nahdlatul Ulama, pembacaan ayat Alqur'an, sedekah dan doa selalu mengiringi meninggalnya seseorang. Selain disunnahkan, tradisi ini juga dianggap meringankan beban mayit di alam kubur.
Baca: Daftar Bid'ah Para Ustadz Sunnah di Zaman Akhir
Mengenai bacaan seperti tahlil, tahmid dan tasbih yang dihadiahkan kepada mayit, Ibn Taimiyyah mengatakan dalam al-Fatawi al-Kubra vol III hal. 38:
سُئِلَ: عَنْ قِرَاءَةِ أَهْلِ الْمَيِّتِ تَصِلُ إلَيْهِ؟ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ، وَالتَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ، إذَا أَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهَا أَمْ لَا؟
الْجَوَابُ: يَصِلُ إلَى الْمَيِّتِ قِرَاءَةُ أَهْلِهِ، وَتَسْبِيحُهُمْ، وَتَكْبِيرُهُمْ، وَسَائِرُ ذِكْرِهِمْ لِلَّهِ تَعَالَى، إذَا أَهْدَوْهُ إلَى الْمَيِّتِ، وَصَلَ إلَيْهِ، وَاَللَّهُ أَعْلَمُ.
سُئِلَ: هَلْ الْقِرَاءَةُ تَصِلُ إلَى الْمَيِّتِ مِنْ الْوَلَدِ أَوْ لَا؟ عَلَى مَذْهَبِ الشَّافِعِيِّ
الْجَوَابُ: أَمَّا وُصُولُ ثَوَابِ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ: كَالْقِرَاءَةِ، وَالصَّلَاةِ، وَالصَّوْمِ، فَمَذْهَبُ أَحْمَدَ، وَأَبِي حَنِيفَةَ، وَطَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ، إلَى أَنَّهَا تَصِلُ، وَذَهَبَ أَكْثَرُ أَصْحَابِ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ، إلَى أَنَّهَا لَا تَصِلُ، وَاَللَّهُ أَعْلَمُ.
Dalam fatwa tersebut, Ibn Taimiyyah mengatakan bahwa bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir yang dihadiahkan kepada mayit akan sampai kepadanya. Begitu juga dengan shalat, puasa, sedekah, bacaan Alqur'an dan lainnya. Oleh karena itu, tahlil yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama dan tradisi lainnya ada dalilnya, namun banyak orang yang tergesa-gesa menilai NU sehingga salah dalam penilaiannya.
Comments
Post a Comment