Pemberontakan Yang Populer Hanya PKI, Kenapa Yang Lainnya Tidak?


Berbagai pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia menjadi banyak perbincangan hingga sekarang, baik dari sejarah, tokoh hingga anak-anak dan keturunan para tokoh pemberontakan. Dari aspek sejarah, banyak daerah abu-abu yang menjadi kontroversi, baik dari segi pendukung maupun kritikus yang meneliti sejarah. Berbagai teori spekulasi, konflik dan juga tukar menukar atau posisi tawar antara pemberontak dan pemerintah meliputi sejarah pemberontakan yang ada. Beda teori, maka beda hasil sejarah pemberontakan di Indonesia.

(Baca: PKI Dihidupkan Oleh Agen Kapitalisme Agama)

Dari sisi tokoh, ternyata para pemberontak banyak yang tidak berasal dari rakyat kecil. Banyak dari mereka yang menjadi tokoh pejuang, komandan militer, pejabat daerah hingga tokoh agama. Mereka juga tidak hanya berasal dari luar Jawa yang jauh dari pusat pemerintahan di Jakarta, tapi banyak juga yang berasal dari Jawa. Mereka tidak kemudian memberontak begitu saja, tetapi pemberontakan tersebut didahului berbagai dinamika perjuangan yang mungkin tidak banyak direspon oleh pemerintah pusat.

Dari segi keturunan atau anak-anak mereka, banyak yang tidak salah kemudian menjadi korban. Berbagai nyawa yang tidak berdosa harus melayang sia-sia karena salah satu keluarga mereka menjadi pemberontak atau masih baru diduga. Misalnya pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang kemudian seluruh anggota keluarga dan teman-teman mereka yang tidak bersalah dihabisi. Akan tetapi, kasus PKI berbeda dengan pemberontakan lainnya.

(Baca: PKI Musuh Imperialisme)

Sampai sekarang, kasus PKI masih menjadi isu hangat. Bahkan untuk menjatuhkan lawan politik, cukup gunakan isu keturunan PKI untuk membuat citra negatif sebagaimana terjadi pada Presiden Joko Widodo. Tetapi, pemberontakan lainnya seperti Perdjuangan Semesta atau Perdjuangan Rakjat Semesta (Permesta), Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), ia, Latar Belakang, Penyebab, Tujuan - Negara Islam Indonesia (NII) dan Tentara Islam Indonesia (TII) tidak populer sebagaimana PKI. Apakah PKI benar-benar merupakan musuh imperialisme, yang ingin selalu bercokol di Indonesia sampai zaman sekarang? Bisa jadi. Imperialisme dan kapitalisme saling berselingkuh untuk menancapkan hegemoni kekuasannya demi materi dan kepuasan mereka.

Comments