Silaturahim Nasional (Silatnas) Majlis Tafsir Alqur'an (MTA) III di Stadion Manahan, Solo, Ahad (17/9/2017) dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan beberapa pejabat lainnya. Dalam Silatnas ini, Jokowi berpesan agar MTA ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Jokowi juga menyampaikan bahwa pemerintah Republik Indonesia akan selalu memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan membantu daerah yang dilanda konflik seperti di Rakhine State. Beberapa bantuan dari pemerintah sudah dikirimkan ke Myanmar dan beberapa bantuan akan dikirimkan lagi dalam beberapa waktu mendatang.
(Baca: Intoleran dengan Masyarakat, MTA, HTI dan Sejenisnya Sering Picu Konflik)
Dalam Silatnas ini, MTA tidak jelas dalam agendanya. Mereka hanya mengusung tema “Merajut Kebhinekaan, Memperteguh NKRI.” Namun apakah yang dimaksudkan dengan tema ini menunjukkan sikap MTA sebenarnya? Beberapa tingkah laku MTA di daerah-daerah sering meresahkan dan mengganggu keharmonisan warga sekitar. Mereka juga tidak segan-segan untuk bersembunyi dalam dakwahnya dan tidak mau diajak berdialog.
(Baca: Direbut dan Dikuasai MTA, TPQ di Solo Ambruk)
Silatnas ini juga dianggap tidak banyak membawa kontribusi. Misalnya dalam menyikapi radikalisme dan intoleransi di Indonesia, disintegrasi bangsa, beredarnya hoax dan fitna di media sosial, terorisme, pengetahuan dan isu-isu terkini. Silatnas hanya menjadi ajang temu kangen dan popularitas di masyarakat Surakarta dan sekitarnya, tidak membawa pesan, rekomendasi dan aksi yang riil dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
(Baca: Adakan Silatnas, MTA Tidak Bahas Kajian Alqur'an)
Comments
Post a Comment