Berbagai tulisan yang ada dalam situs Gemasalaf, yang menggemakan salaf dan meramaikan fatwa dan ikhtilaf, menjadi populer di pekan ini. Tulisan tersebut terkait dengan gerakan radikal yang sembunyi-sembunyi dan tidak berani menampakkan taringnya, hingga ambruknya Taman Pendidikan Alqur'an (TPQ) di Solo karena tindakan intoleran kelompok ini. Berikut ulasannya:
- Waspadai Gerakan Radikal, Warga Loram Selalu Siap dan Waspada. Gerakan radikal tidak kenal waktu, tempat, bahkan dosa sekalipun. Dosa mengusik ketentraman dan keharmonisan warga lingkungan sekitar diakibatkan oleh gerakan radikal yang banyak mendatangkan orang dari luar daerah. Seakan-akan gerakan tersebut mau menantang warga sekitar dan menunjukkan banyaknya pengikut mereka yang setia. Padahal kelompok moderat lainnya lebih banyak, lebih taat, lebih santun dan lebih jelas dalam dakwahnya.
- Penyegelan Masjid di Pekalongan Dikaitkan dengan Wafatnya Walikota, Ternyata Menyalahi IMB. Setelah di Kudus, gerakan tidak jelas dan tidak berani dengan masyarakat muncul di Pekalongan. Wafatnya Walikota Pekalongan dikaitkan dengan doa mereka yang merasa terdhalimi dengan penutupan masjid tersebut, yang ternyata tidak berizin. Mereka menganggap kelompok yang dibela Allah sehingga pemerintah kota Pekalongan dibalas dengan meninggalnya sang walikota. Kelompok seperti ini menganggap surga telah dikapling kelompok mereka, tapi mungkin tanpa izin sebagaimana perilaku mereka di dunia.
- Tidak Mengerti Sunnah, Teuku Wisnu Gagal Paham Poligami. Lagi-lagi ustadz baru, yang hijrah entah kemana, tidak faham dengan sunnah Rasulullah SAW tentang poligami. Menikah saja tidak mengikuti sunnah Rasulullah SAW, baik dalam aspek usia, mahar, status pekerjaan, calon istri, dan lainnya, ditambah dengan gagal paham poligami. Pokoknya poligami harus izin istri dan bermanfaat, kata fatwa artis jenggotan tersebut.
- Terima Beasiswa Pemerintah, Banyak Mahasiswa PTN Khianati Negara. Lagi-lagi, pendukung khilafah yang anti pemerintah mengharap belas kasihan dari negara. Minta beasiswa, ternyata tidak banyak membantu negara. Mungkin rekomendasi untuk pihak Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk mencabut beasiswa kelompok yang khianat ini. Mereka sudah punya surga untuk dihuni, jadi jangan berikan beasiswa yang tidak ada apa-apanya dengan kenikmatan di surga.
- Direbut dan Dikuasai MTA, TPQ di Solo Ambruk. Didirikan dengan susah payah dan mandi keringat, TPQ sudah jadi tiba-tiba direbut. Kelompok radikal ini melebihi Abu Jahal dan Abu Lahab, yang tidak berani merebut tempat ibadah umat Islam zaman Rasulullah SAW.
Comments
Post a Comment