Kader PMII Harus Jadi Penengah di Masyarakat



Jombang, NU Online
Islam sebagai agama penuh rahmat bagi seluruh alam menuntut penganutnya agar bisa senantiasa bersikap berimbang atau moderat terhadap siapapun. Dalam hal ini, Islam Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja) harus menjadi penengah di antara banyaknya aliran yang ada.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Yusuf Suharto dalam rangkaian Pelatihan Kader Dasar (PKD) ke-12 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang berlangsung di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang.

Ustadz Yusuf yang merupakan salah satu jajaran peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur ini mengatakan bahwa aswaja merupakan paham moderat yang harus bisa menjadi penengah bagi masyarakat.

“Aswaja itu faham moderat. Karena itu ia menjadi penengah di antara aliran aliran yang ada, baik itu ekstrem kanan maupun ekstrem kiri,” jelasnya pada Ahad (3/1).

Ia menambahkan bahwa untuk bersikap moderat seseorang tidak boleh baper, yakni memberikan respon berlebihan.

“Karena faham moderat atau penengah maka ia tidak boleh baper ke sana kemari. Baper itu adalah merespon berlebihan,” tukasnya.

Aswaja itu dipahami sebagai manhaj fikr atau metode berpikir. Hal ini memiliki dua makna. Pertama adalah dalam beraswaja itu adalah dengan bermazhab.

“Pengertian kedua adalah memahaminya dengan mengikuti manhaj fikr yang selama ini dikenal, antara lain bersikap tawasuth atau moderat, dan tasamuh (toleran),” paparnya.

Selain itu, ia menekankan kepada para peserta untuk mengaplikasikan manhaj fikr tersebut dalam gerakan.

“Sebenarnya Manhaj fikir untuk PMII itu bisa ditambahkan nilai syaja'ah atau keberanian,” ujarnya.

“Nah dengan keberanian, PMII diharapkan independen atau netral. Namun berani yang benar. PMII namanya pergerakan maka ia harus bergerak dengan nilai-nilai itu,” imbuhnya.

Di akhir, Ustadz Yusuf berharap agar PMII bisa menjadi contoh bagi yang lain. Sehingga PMII diminati oleh banyak mahasiswa.

“Dengan nilai yang moderat maka generasi  PMII bisa menjadi contoh pola pergaulan antara putra dan putri,” tutupnya. (Hanan/Fathoni)

Comments